Sabtu, 31 Maret 2012

Definisi Karya Ilmiah



Karya Ilmiah
 Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).   
Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.  
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah, yaitu :
(1)    mengenali dan merumuskan masalah
(2)    menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis,
(3)    merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara,
(4)    menguji hipotesis, dan
(5)    menarik kesimpulan. 
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. 

Karakteristik Metode Ilmiah :
·         Bersifatkritis,analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
·         Bersifatlogis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah.Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkanbukti-buktiyang tersedia
·         Bersifatobyektif , artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan laindalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·         Bersifatkonseptual, artinya proses penelitian dijalankandengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapatdipertanggungjawabkan.
·         Bersifatempiris, artinya metode yang dipakai didasarkanpada fakta di lapangan.

Langkah – langkah metode ilmiah :
a.       menyusun rumusan masalah
b.      menyusun kerangka teori
c.        merumuskan teori
d.      melakukan eksperimen
e.       mengolah dan menganalisis data
f.       menarik kesimpulan
g.      mempublikasikan hasil

Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2.      Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.      Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4.      Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

6.      Tidak Pleonastis

Refrensi:
 http://www.scribd.com/doc/38396695/metode-ilmiah



Persiapan dalam penulisa Karya Ilmiah

Persiapan dalam penulisa Karya Ilmiah

Dalam tulisan ini ditampilkan berbagai tips atau cara untuk melakukan presentasi yang baik yang dikutip dari berbagai sumber. Namun untuk penyempurnaan sebuah presentasi perlu digabung dengan kemampuan dan bakat pribadi yang dimiliki oleh presenter agar presentasi dapat lebih menarik.

1.   Persiapan yang matang
Persiapan merupakan 90% bagian dari presentasi, dan sisanya sebesar 10% adalah penyajian dan diskusi.  Meskipun  anda menguasai subyek dan mampu berbicara penuh wibawa, persiapan yang cermat tetap diperlukan, paling tidak  untuk dua alasan penting:
(1)     Menemukan informasi lebih lanjut tentang subyek untuk disarikan bagi hadirin. Pilihlah informasi yang menonjol. Jika tidak memiliki cukup informasi, sebaiknya tidak memberikan presentasi;
(2)     Memasarkan gagasan kepada hadirin serta memperoleh dan mempertahankan perhatian hadirin.
Langkah-langkah persiapan itu adalah: (1) analisis sasaran, (2) survei lokasi, (3) kerangka & struktur, (4) penelitian & penerapan, (5) penulisan, (6) visualisasi & media, (7) latihan, dan (8) penyampaian/penyajian. Namun, kedelapan tahap tersebut tidak berarti jika pembicara tidak menguasai subyek dan pengetahuan penunjang lainnya.

2. Persiapan Bahan Presentasi
            Bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dan tidak membosankan berkat bantuan teknologi yang berkembang pesat saat ini.  Anda dapat menggunakan bahan presentasi yang sederhana tetapi canggih menggunakan media powerpoint atau menggunakan bahan presentasi yang lebih interaktif dengan multimedia builder (bisa pake flash).
            Tujuan bahan presentasi adalah semata-mata sebagai guiden (panduan) agar materi presentasi tidak keluar dari bahan yang telah kita tetapkan. Seorang presenter yang pandai berbicara seringkali lupa dan keluar dari materi yang seharusnya dipresentasikan dan tidak sesuai dengan alur presentasi yang disiapkan. Oleh karena itu sampaikan bahan yang akan disampaikan dalam media presentasi pokok-pokok pikiran untuk menjaga alur presentasi (biasanya berupa pointer-pointer bahasan).

3. Pelaksanaan  Presentasi
            Dalam memberikan presentasi, sebelumnya anda harus mempersiapkan  diri dengan baik. Penampilan anda mencerminkan keberhasilan presentasi anda. Gunakan pakaian dan asesoris diri sesuai dengan tema presentasi. Gunakan pakaian terbaik yang anda punya  dan pastikan pakaian anda sesuai kombinasi antara bawahan dan atasan. Dalam forum presentasi antar perguruan tinggi,  anda dapat menggunakan pakaian yang dikombinasikan dengan Jas Almamater untuk menegaskan dari mana anda berasal. Yang tak kalah penting dari penampilan diri anda adalah tampilan yang rapi pada rambut anda.


4.    Hal-hal Yang perlu diperhatikan dalam Presentasi
*       Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam presentasi antara lain adalah ;
a.       Kuasai Lingkungan. Penguasaan lingkungan diperlukan untuk menghindari tambahan tekanan mental ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Trik yang dapat dilakukan adalah: datanglah sesaat sebelum presentasi dimulai, sehingga anda cukup waktu untuk: mempersiapkan sarana presentasi (mencoba sound, LCD, Laptop, pointer, atau bahkan sampai merancanakan akan berdiri dimana ketika anda presentasi). Atur skenario dengan moderator (jika moderatornya teman anda) agar anda tidak kaget jika terjadi perubahan skenario secara mendadak oleh moderator (termasuk alokasi waktu yang disediakan moderator untuk anda)
b.      Perhatikan audience. Tataplah audience secara merata dan bergantian, sehingga mengesankan bahwa anda sangat memperhatikan mereka. Jangan palingkan pandangan anda pada langit-langit atau lantai sehingga mengesankan anda tidak percaya diri.
c.       Bicara lugas. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, yang mengesankan anda tidak sombong (jangan memakai bahasa luar angkasa walaupun sebagian audience mengerti maksudnya).
d.      Jelaskan media. Media presentasi hanya sebagai guiden (tuntunan) untuk menjaga alur presentasi. Hindari membaca media presentasi kata-perkata (apalagi titik koma di baca sekalian), Kalau perlu hapalkan penjelasan tiap pointer pada powerpoint untuk mengesankan bahwa anda benar-benar menguasai yang anda tulis pada slide presentasi.

5. Penggunaan Power Point
Dengan kemajuan teknologi, bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dan tidak membosankan. Anda dapat menggunakan bahan presentasi yang sederhana tetapi canggih, menggunakan media powerpoint atau menggunakan bahan presentasi yang lebih interaktif dengan multimedia builder. Tujuan bahan presentasi adalah semata-mata sebagai guiden (panduan) agar materi presentasi tidak keluar dari bahan yang telah kita tetapkan. Seorang presenter yang pandai berbicara seringkali lupa dan lepas dari materi yang seharusnya dipresentasikan dan tidak sesuai dengan alur presentasi yang disiapkan. Oleh karena itu sampaikan bahan yang akan disampaikan dalam media presentasi pokok-pokok pikiran untuk menjaga alur presentasi (biasanya berupa pointer-pointer bahasan).
Pada penggunaan media Powerpoint, usahakan jangan terlalu banyak menggunakan animasi dan sound yang tidak perlu, karena audience akan menganggap anda pamer media presentasi. Gunakan animasi dan sound seperlunya hanya diperlukan (misalnya jika menjelasakan proses perubahan grafik, gunakan animasi gerak yang menunjukkan proses.
Gunakan theme yang simple (kalau bisa bermakna sesuai dengan tema presentasi). Penggunaan warna theme yang mencolok tidak dianjurkan (walaupun anda ingin menampilkan kesan ceria). Gunakan juga gradasi warna yang kontras antara background dengan tulisan, sehingga audience dapat dengan mudah menangkap (membaca) presentasi anda. Usahakan menggunakan font tidak lebih kecil dari 24 (tergantung juga pada jenis font-nya).
Gunakan animation effect seperlunya saja pada tampilan presentasi. Jangan menggunakan animation effect pada seluruh tampilan, karena hal tersebut seolah-olah anda menuntun (bahkan lebih ekstremnya “memaksa”) audience untuk membaca sebaris demi baris kata-kata pada presentasi anda. Kadang-kadang audience menginginkan melihat keseluruhan slide secara utuh secara langsung daripada penampilan baris-perbaris.
Akhirnya uji penampilan presentasi anda kepada teman atau saudara anda dari segi penampilan dan konsistensi penulisan. Kalau perlu ada uji pada tampilannya pada slide projector (LCD) untuk meyakinkan anda bahwa tampilan animasi, sound, theme dan warna dapat ditangkap dengan jelas dan sesuai dengan tema presentasi.

6. Menghindari Stress
Sangat manusiawi bila seseorang mengalami stress pada saat akan melakukan presentasi. Jangan biarkan stress terus menyertai anda dari awal hingga akhir presentasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress adalah :
a.       Persiapan yang baik.  Anda harus mepersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.
b.      Warming Up. Anda dapat melakukan sedikit warming up untuk menghindari stress akibat tekanan yang terjadi ketika tampil di depan publik. Gunakan trik berikut:
-     Duduk santai dengan menyandarkan badan pada kursi : Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut. Ulangi beberapa detik sampai anda merasa lega (jangan terlalu lama, karena akan menambah stress bagi anda)
-       Lemaskan otot-otot leher (biasanya otot leher yang kaku menyebabkan tekanan pada pikiran). Geleng-gelengkan kepala (kalau perlu putar kepala) beberapa kali (ini juga jangan terlalu lama, karena anda akan keringatan)
-       Sambil duduk, goyangkan badan anda kekiri dan kekanan (gerak menengok kebelakang disertai badan) beberapa kali.
-       Terakhir lemaskan pergelangan kaki dengan menggerakakan pergelangan kaki.
-       Selanjutnya anda siap berdiri dan menyampaikan materi

Ingat :
1.   Motto 3B yaitu : Berdiri untuk dilihat, Bicara untuk didengar dan Berhenti  untuk dikenang

2.   Untuk menjadi seorang presenter yang baik, harus juga mengingat tujuan presentasi SMART yaitu
Specific, Measurable, Achievable, Reachable dan Time Oriented


Daftar Pustaka

http://warnet.tblog.com/ . 2007 .  Teknik Presentasi

http://mru.fk.ui.ac.id. 2008.  Panduan Teknis Lomba Poster Penelitian
http://vanya2v.files.wordpress.com. 2008. Poster Diagram.
IF40Z1. Presentasi. 2007. Program Studi Teknik Informatika STEI-ITB. http://kur2003.if.itb.ac

Kharisma. 2008.  Teknik Presentasi Profesional. http://kharisma.de.

Miharja, S. 2008.  Teknik Presentasi. http://hsulaeman.files.wordpress.com.

Rahardjo, B. 2007. Teknik Presentasi. http://www.cert.or.id/

Rosihan.  2007. Teknik Presentasi Ilmiah. http://rosihan.com.

Syahril, D dan Isman, H.S. 2007. Teknik Presentasi. http://kur2003.if.itb.ac



Minggu, 25 Maret 2012

Makna Kepercayaan


Makna Kepercayaan
   Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Adapun ucapan yang sering kita dengar :
·         Ia tidak percaya pada diri sendiri
·         Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya akan kebenarannya.
·         Kita harus percaya akan nasihat-nasihat Kiai itu, karena nasihat-nasihat itu diambil dari ajaran AL-Quran dan sebagainya.

Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang lain yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberi tahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing. Misalnya Adi beragama islam, maka yakinlah Adi bahwa agama itu benar. Kalau Adi tidak yakin bahwa agama itu benar, maka itu bukan agama bagi Adi. Sebaliknya, kalau orang lain beragama lain, harus dianggap bahwa ia yakin terhadap kebenaran agaa itu. Keyakinan itulah yang perlu dihormati.

Apakah kebenaran itu ?
            Sebelum kita melanjutkan pembicaraan mengenai bentuk-bentuk pernyataan kepercayaan, kiranya lebih baik bila kita bicarakan dahulu arti kebenaran.
            Kebenaran, menurut Poedjawiyatna dalam bukunya etika filsafat tingkah laku, merupakan cita-cita orang yang tahu. Sudah tentu dalam hal ini kebenaran tersebut adalah kebenaran logis. Bagaimana sulitnya mencapai kebenaran logis itu, tetapi benar-benar diusahakan orang. Tidak ada seorang pun yang suka akan kekelirua. Ini nyatanya pula dalam usaha ilmu dalam mencapai kebenaran orang tidak memperhitungkan susah payah dan biaya, tujuannya ialah kebenaran.
            Manusia mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi dalam bergaul. Pada manusia yang utama adalah bahsa (lisan atau tertulis) yang terdiri dari kata-kata yang digabungkan dalam bentuk kalimat. Dalam kalimat itu tercetuskan suatu keputusan,yang merupakan hasil tahu.
            Persesuaian antar putusan dengan keyakinan yang mengatakan disebut orang kebenaran etis. Dalam logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan obyek yang diketahui. (cita-cita manusia adalah kebenaran yang logis yang benar, sehingga sekaligus ada kebenaran yang logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran obyektif dan kebenaran etis disebut juga kebenaran subyektif.

    Jika tidak ada antara persesuaian antara putusan dan obyeknya yang diketahui, maka ada dua kemungkinan :
a)      Orang yang mengutarakan putusan (mengatakan) itu kelitu.
b)      Orang yang mengutarakan itu sengaja mengatakan yang tidak sesuai dengan realitas yang diketahuinya dan karenanya juga tidak sesuai dengan keyakinan. Adapun disebut bohong atau dusta.
Kekeliruan adalah bukan obyek etika dan karena kekeliruan  orang tidak dianggap buruk, lain halnya berdusta atau bohong adalah tindakan etis yang buruk. Jelas kebenaran atau tidak kebenaran itu timbul dari manusia.

Berbagai Kepercayaaan dan Usaha Meningkatkannya

     Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Karena itu, sesuai dengan contoh-contoh didepan maka kepercayaan dapat dibedakan atas :

1.      Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu perlu ditanamkan dalam setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada TuhanYang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
 
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya pada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu itu dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apa lagi membuat janji kepada orang lain. 

3.      Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat tidak mempunyai kepercayaan Tuhannya, sebab tidak ada lagi tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar dapat pertolongan dari-Nya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.

Berbagai usahadilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu tergantung kepada pribadi, kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)      Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita
b)      Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
c)      Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
d)     Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.

Refrensi :
1.      Suyadi, Drs., dkk., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
2.      Soenardji, Dr., Manusia dan Harapan-harapannya, IKIP Semarang Press, 1990.
3.      Hartono, Drs., dkk Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1989.
4.      Habib Mustopo M., Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.

NAMA   :  DESTRI FITRIANA
NPM      :  11209206