Minggu, 25 Maret 2012

Makna Kepercayaan


Makna Kepercayaan
   Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Adapun ucapan yang sering kita dengar :
·         Ia tidak percaya pada diri sendiri
·         Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya akan kebenarannya.
·         Kita harus percaya akan nasihat-nasihat Kiai itu, karena nasihat-nasihat itu diambil dari ajaran AL-Quran dan sebagainya.

Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang lain yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberi tahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing. Misalnya Adi beragama islam, maka yakinlah Adi bahwa agama itu benar. Kalau Adi tidak yakin bahwa agama itu benar, maka itu bukan agama bagi Adi. Sebaliknya, kalau orang lain beragama lain, harus dianggap bahwa ia yakin terhadap kebenaran agaa itu. Keyakinan itulah yang perlu dihormati.

Apakah kebenaran itu ?
            Sebelum kita melanjutkan pembicaraan mengenai bentuk-bentuk pernyataan kepercayaan, kiranya lebih baik bila kita bicarakan dahulu arti kebenaran.
            Kebenaran, menurut Poedjawiyatna dalam bukunya etika filsafat tingkah laku, merupakan cita-cita orang yang tahu. Sudah tentu dalam hal ini kebenaran tersebut adalah kebenaran logis. Bagaimana sulitnya mencapai kebenaran logis itu, tetapi benar-benar diusahakan orang. Tidak ada seorang pun yang suka akan kekelirua. Ini nyatanya pula dalam usaha ilmu dalam mencapai kebenaran orang tidak memperhitungkan susah payah dan biaya, tujuannya ialah kebenaran.
            Manusia mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi dalam bergaul. Pada manusia yang utama adalah bahsa (lisan atau tertulis) yang terdiri dari kata-kata yang digabungkan dalam bentuk kalimat. Dalam kalimat itu tercetuskan suatu keputusan,yang merupakan hasil tahu.
            Persesuaian antar putusan dengan keyakinan yang mengatakan disebut orang kebenaran etis. Dalam logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan obyek yang diketahui. (cita-cita manusia adalah kebenaran yang logis yang benar, sehingga sekaligus ada kebenaran yang logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran obyektif dan kebenaran etis disebut juga kebenaran subyektif.

    Jika tidak ada antara persesuaian antara putusan dan obyeknya yang diketahui, maka ada dua kemungkinan :
a)      Orang yang mengutarakan putusan (mengatakan) itu kelitu.
b)      Orang yang mengutarakan itu sengaja mengatakan yang tidak sesuai dengan realitas yang diketahuinya dan karenanya juga tidak sesuai dengan keyakinan. Adapun disebut bohong atau dusta.
Kekeliruan adalah bukan obyek etika dan karena kekeliruan  orang tidak dianggap buruk, lain halnya berdusta atau bohong adalah tindakan etis yang buruk. Jelas kebenaran atau tidak kebenaran itu timbul dari manusia.

Berbagai Kepercayaaan dan Usaha Meningkatkannya

     Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Karena itu, sesuai dengan contoh-contoh didepan maka kepercayaan dapat dibedakan atas :

1.      Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu perlu ditanamkan dalam setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada TuhanYang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
 
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya pada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu itu dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apa lagi membuat janji kepada orang lain. 

3.      Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat tidak mempunyai kepercayaan Tuhannya, sebab tidak ada lagi tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar dapat pertolongan dari-Nya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.

Berbagai usahadilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu tergantung kepada pribadi, kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)      Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita
b)      Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
c)      Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
d)     Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.

Refrensi :
1.      Suyadi, Drs., dkk., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
2.      Soenardji, Dr., Manusia dan Harapan-harapannya, IKIP Semarang Press, 1990.
3.      Hartono, Drs., dkk Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1989.
4.      Habib Mustopo M., Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.

NAMA   :  DESTRI FITRIANA
NPM      :  11209206

1 komentar:

  1. Titanium Blue PS4 Controller Review - iTaniumArt
    Tanglewood is an upcoming PS4 and Xbox One game ti 89 titanium calculator coming soon tube supplier to the world of gaming, The sia titanium Xbox 2017 ford focus titanium Series X is titanium jewelry a faithfully reproduced Sega Genesis

    BalasHapus